Pohon beringin bagi orang Bali
Mungkin anda sudah familiar dengan pohon beringin atau “wong londo” menyebutnya Banyan Tree,
apalagi kalau pergi liburan di bali mungkin anda akan semakin sering
melihat pohon beringin di bali dan yang anda lihat pohon beringin yang
berdiameter besar dan berumur ratusan tahun serta berkain hitam putih “poleng“pula waks!.
Beringin bagi orang bali terutama yang beragama hindu sangatlah penting, selain karena pohon beringin yang besar dan rindang bisa memberikan keteduhan dikala siang hari yang terik serta simbol dari kekuatan. Pada jaman kerajaan di bali, pohon beringin besar adalah sebagai tempat menunggu , berteduh sebelum diijinkan menghadap raja atau ‘waiting area’ jaman dahulu.Bagi umat hindu bali peranan pohon beringin penting dalam upacara “memukur“, yang diselenggarakan biasanya setelah 42 hari setelah ngaben, pada tumpukan kayu bakar jiwa orang yang mati dibebaskan dari raga dan untuk sementara tinggal diantara daun dan cabang-cabang pohon beringin. Selama upacara “memukur”, jiwa tersebut dibawa turun dari pohon dan kemudian di larung ke laut sehingga menjadi murni dan kemudian di disemayamkan di tempat suci keluarga “merajan“.Menjadi “Betara – betari” (leluhur yang telah disucikan), yang memberikan tuntunan kepada keturunannya di dunia.
Beringin bagi orang bali terutama yang beragama hindu sangatlah penting, selain karena pohon beringin yang besar dan rindang bisa memberikan keteduhan dikala siang hari yang terik serta simbol dari kekuatan. Pada jaman kerajaan di bali, pohon beringin besar adalah sebagai tempat menunggu , berteduh sebelum diijinkan menghadap raja atau ‘waiting area’ jaman dahulu.Bagi umat hindu bali peranan pohon beringin penting dalam upacara “memukur“, yang diselenggarakan biasanya setelah 42 hari setelah ngaben, pada tumpukan kayu bakar jiwa orang yang mati dibebaskan dari raga dan untuk sementara tinggal diantara daun dan cabang-cabang pohon beringin. Selama upacara “memukur”, jiwa tersebut dibawa turun dari pohon dan kemudian di larung ke laut sehingga menjadi murni dan kemudian di disemayamkan di tempat suci keluarga “merajan“.Menjadi “Betara – betari” (leluhur yang telah disucikan), yang memberikan tuntunan kepada keturunannya di dunia.
Comments
Post a Comment