Fisika Dalam Weda
Agama Hindu merupakan agama yang tertua di Indonesia bahkan agama hindu adalah agama tertua di dunia,ini dikarenakan agama hindu lahir paling pertama diantara agama atau kepercayaan-kepercayaan lainnya.Karena itu penyebarannya pun paling pertama di Indonesia.Kitab suci dari agama hindu adalah “Weda”.Weda berasal dari akar kata “Vid” yang berarti ilmu pengetahuan jadi Weda adalah sumber dari segala ilmu pengetahuan.Banyak ilmu pengetahuan yang ada saat ini bersumber pada weda.Dalam hal ini akan di bahas hubungan antara Weda dengan cabang ilmu alam yaitu ilmu fisika
Ketika agama pertama kali bertemu dengan sains modern pada abad XVII, perjumpaan itu bersifat mesra dan bersahabat. Kebanyakan penggagas revolusi ilmiah adalah orang-orang yang taat beragama, dan melakukan penyelidikan ilmiah untuk semakin mengenali ciptaan Tuhan.Di mulai dari terciptanya alam semesta,dalam Weda alam semsesta tercipta awalnya dunia ini dalam keadaan kosong atau disebut Paramasiwa atau Nirguna Brahman,kemudian tuhan berubah wujud menjadi Sadasiwa atau Saguna Brahman dari Saguna Brahman munculah dua unsur yaitu unsur Purusa dan Prakerti.Purusa sendiri adalah unsur kejiwaan sedangkan Prakerti merupakan unsur kebendaan.dari Prakerti munculah ketiga Guna atau dikenal dengan Tri Guna yaitu Sattwam,Rajas,dan Tamas.Dari kerja sama Purusa dan Prakerti akan melahirkan mahat,dari mahat munculah Buddhi dan dari buddhi muncul ahamkara,dari ahamkara melahirkan manas,dari manas munculah Panca Tanmatra bagian dari Panca Tanmatra adalah sabda,rasa,rupa,sparsa dan gandha selanjutnya dari kelima unsur Panca Tanmatra munculah Panca MahaBhuta yaitu bayu,akasa,pertiwi apah dan teja dari 5 unsur inilah akan terbentuklah alam semesta kita ini.
Sloka dalam Bhagawad Gita,VII.4 dan VII.5
“Bhumir apo ‘nalo vayuh kham mano bhuddhir eva cha,ahamkara iti ‘yam me bhinna prakritir ashatadha”. “Apare ‘yam itas tv anyam prakrtim viddhi me param,jivabhutam mahabaho yaye ‘dam dharyyate jagat”
Artinya:
Tanah,air,api dan udara,ether,akal Budhi,pikiran dan ego merupakan unsur-Ku.Selanjutnya disebutkan sebagai berikut:Inilah unsur alam-Ku yang lebih rendah dan ketauhilah sifatku yang lebih tinggi oh Ma,unsur hidup,yaitu jiwa yang mendukung alam semesta ini.
Demikianlah dalam kitab suci Weda yang menjelaskan tentang terciptanya alam semesta.Kemudian dalam ilmu fisika asala mula alam semsta ini dimulai dari suatu ledakan dahsyat yang di kenal dengan teori Big Bang.Teori ini menjelaskan bahwa alam semesta ini awalnya adalah sangat panas dan padat yang mengembang pesat secara terus menerus. keadaan awal alam semesta bermula sekitar 13,7 miliar tahun lalu, yang kemudian selalu menjadi rujukan sebagai waktu terjadinya Big Bang tersebut. Teori ini telah memberikan penjelasan paling komprehensif dan akurat yang didukung oleh metode ilmiah beserta pengamatan.
Adalah Georges Lemaître, seorang biarawan Katolik Roma Belgia, yang mengajukan teori ledakan dahsyat mengenai asal usul alam semesta, walaupun ia menyebutnya sebagai “hipotesis atom purba”. Kerangka model teori ini bergantung pada relativitas umum Albert Einstein dan beberapa asumsi-asumsi sederhana, seperti homogenitas dan isotropi ruang. Persamaan yang mendeksripsikan teori ledakan dahsyat dirumuskan oleh Alexander Friedmann. Setelah Edwin Hubble pada tahun 1929 menemukan bahwa jarak bumi dengangalaksi yang sangat jauh umumnya berbanding lurus dengan geseran merahnya, sebagaimana yang disugesti oleh Lemaître pada tahun 1927, pengamatan ini dianggap mengindikasikan bahwa semua galaksi dan gugus bintang yang sangat jauh memiliki kecepatan tampak yang secara langsung menjauhi titik pandang kita: semakin jauh, semakin cepat kecepatan tampaknya. Edwin Hubble melakukan hitung mundur.Jika benda-benda di ruang angkasa semakin menjauh berarti dahulunya benda-benda ruang angkasa merupakan sesuatu yang padu dan kemudian meledak dengan kecepatan yang luar biasa.Menurut perhitungan sesuatu yang padu itu memiliki voume yang sama dengan nol.Jika sesuatu benda bervolume sama dengan nol artinya sesuatu itu bermula dari ketidakadaan.Pernyataan ini menurut kajian agama hindu disebut dengan keadaan Parama Siwa yang merupakan sesuatu kekosongan,sunyi atau hampa.Beerikut adalah beberapa sloka dalam kitab suci Hindhu yang menjelaskan tentang alam semesta.
Kitab Chandrayoga Upanisad:
“Idam wa agranaiwa kincit asit,sadwasaumnya idam agra asit,ekam eva adwitya”
Artinya:
Sebelum diciptakan alam semesta ini tidak ada apa-apa.Sebelum alam semesta diciptakan hanya Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang ada,mahaesa dan tiada duanya
Kitab Manawa Dharmasastra 1.5
“Asididam tamobhutamaprajnatam alaksam apratarkyamawijneyamprasuptaniwa sarwatah”
Artinya:
Alam semesta ni pada mulanya adalah berbentuk kegelapan,tidak dapat dilihat tanpa ciri-ciri sama sekali,tidak dapat terjangkau oleh pikiran,tak dapat dikenal,seolah-olah sebagai orang yang tenggelam dalam tidur yang aling nyenyak.
Demikianlah pernyataan lahirnya alam semesta menurut pandangan agama hindu dan menurut imu fisika yang saling berkaitan.Dalam kitab suci Weda ilmu yang mempelajari gejala-gejalan ruang angkasa termasuk diantaranya mengenai perbintangan diatur dalam weda smerti yaitu bagian wedangga tepatnya pada “Jyotisa”yaitu ilmu tentang astronomi.Dalam jyotisa dikupas semua tentang proses terjadinya alam semesta,bahwa bumi itu berbentuk bulat atau dikenal dalam simbul uang bolong dalam agama hindu yang menandakan bahwa bumi bulat (windhu),dari segi ilmu fisika bumi itu bulat dibuktikan dari berbagai cara yaitu,pemotretan oleh astronut dari luar angkasa,perjalanan dari barat dan datang dari timur dalam pertemuan satu titik yang telah dilakukan oleh Ferdinand Magelhans.Semua ini untuk membuktikan bahwa bumi berbentuk bulat.Mengenai teori Heliosentris yang dikemukakakan oleh Nicolas Copernicus yag menyatakan bahwa pusat dari galaksi kita atau galaksi bima sakti adalah Matahari itu sendiri,hal ini dalam Weda sudah tercantum jelas bahwa yang menjadi sumber kehidupan adalah matahari itu sendiri dilihat dari setiap upacara matahari dijadikan saksi dari upacara yang dilakukan oleh umat hindu,maka tidak heran bahwa matahari merupakan pusat dari kehidupan kita sekaligus sebagai pusat dari tata surya kita ini.Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan maka penelitian tata surya pun terus berlajut,hingga Tycho Brahe menghabiskan waktunya untuk memperoleh data akurat untuk membuat teori baru mengenai tata surya,namun belum sempat beliau memngutarakan teorinya beliau lalu meninggal,data-data peninggalan dari Tycho Brahe ini dimaanfaatkan oleh Johannes Keppler yang tidak lain adalah mahasiswa bimbingan dari Tycho Brahe sendiri.Dengan data-data yang akurat milik Brahe sehingga Keppler mendukung teori Heliosentris milik Copernicus dengan pernyataannya yang disebut hukum Keppler.Hukum Keppler ini ada 3 yaitu hukum Keppler I
yang berbunyi Setiap planet bergerak dengan lintasan elips, di matahari berada salah satu titik fokusnya.Berikut gambar hukum Keppler I
dan untuk hukum Keppler yang ke II berbunyi Luas daerah yang disapu pada selang waktu yang sama akan selalu sama.
Dan hukum Keppler yang ke III berbunyi Perioda kuadrat suatu planet berbanding dengan pangkat tiga jarak rata-ratanya ke Matahari,secara matematis dapat ditulis menjadi dapat dijabarkan menjadi
Setelah ditemukannya hukum Keppler ditemukan,beberapa tahun berselang ilmuan Isaac Newton kembali menemukan Hukum yang baru mengenai pergerakan planet yang dikenal dengan Hukum Gravitasi Newton. Gaya tarik menarik gravitasi ini dinyatakan oleh Isaac Newton melalui tulisannya di journalPhilosophiæ Naturalis Principia Mathematica pada tanggal 5 Juli 1687
Dalam kitab suci Weda teori heliosentrik sudah tercantum dalam kitab:
Yajur Weda III.6
“Ayam gauh prsnir akramid,asadan mataram purah,pitaram caprayam svah”
Artinya:
Bumi yang berbintik-bintik ini ada dan berputar dilangit seperti seorang ibu,ia berjalan mengelilingi matahari sebagai seorang ayah.
Dari sloka tersebut terlihat bahwa selain berotasi atau berputar pada porosnya,bumi juga berevolusi mengelilingi matahari,dari pernyataan ini sangat erat dengan teori heliosentris yang menyatakan bahwa pusat alam semesta adalah matahari.Dan diperjelas lagi oleh kitab Atharwa Weda mengenai pergerakan Bumi.Dalam kitab ini pun juga menjelaskan bahwa bagaimana bumi dapat bertahan di dalam angkasa raya karena gaya tarik-menarik yang lebih superior,ini dalam ilmu fisika telah dijelaskan oleh Newton melalui teori Gravitasi yang sudah dipaparkan di atas.
Kitab atharwa Weda XII.1.37
“Ya apa sarpam vijamana vimrgvari”
Artinya:
Bumi bergerak berotasi dan bertranslasi
Dari berbagai teori yang telah ditemukan maka seiring berkembangnya zaman maka diperoleh susunan tata surya kita,dimana Matahari sendiri sebagai pusata tatat surya diikuti oleh planet-planet yang mengitarinya dimulai dari paling dekat dengan Matahari adalah Merkurius,Venus,Bumi,Mars,Jupiter,Saturnus,Uranus,Neptunus dan Pluto.Berikut adalah ilustrasi dari sistem tata surya kita dimana matahari sebagai pusatnya dan planet-planet atau benda-benda langit lainnya berputar mengitari matahari.
Hubungannya dalam agama hindhu adalah bahwa semua suusnan planet-planet pada Tata Surya kita sudah tercantum dalam kitab suci Weda pada bagian Jyotisa sudah tertulis jelas.Berikut adalah Tabel tentang nama-nama planet dalam susunan Tatat Surya yang tercantum dalam Jyotisa beserta nama inggrisnya yang kita kenal sampai saat ini:
Sanskrit Name | English Name | Gender | Guna |
Surya (सूर्य) | Sun | Male | Sattwam |
Chandra (चंद्र) | Moon | Female | Sattwam |
Mangala (मंगल) | Mars | Male | Tamas |
Budha (बुध) | Mercury | None | Rajas |
Brihaspati (बृहस्पति) | Jupiter | Male | Sattwam |
Shukra (शुक्र) | Venus | Female | Rajas |
Shani (शनि) | saturn | Male | Tamas |
Rahu (राहु) | North Lunar Node | Male | Tamas |
Ketu (केतु) | South Lunar Node | Male | Tamas |
Selain itu beberapa rasi bintang yang kita kenal dan pernah ditemukan oleh para ilmuwan ternyata dalam Kitab suci Weda sudah dijelaskan pula dalam Jyotisa.Dan berikut tabel dari beberapa rasi bintang yang kita kenal serta hubungannya dengan agama hindu dimana unsur-unsur dari rasi bintang tersebut tercipta dari unsur alam semsta yaitu Panca Mahabhuta yang memiliki arti 5 unsur yang membentuk dunia ini yaitu Pertiwi,Apah ,Teja ,Bayu,dan Akasa.Pertiwi merupakan unsur bersifat padat yaitu tanah.Apah adaah unsur air.Bayu adalah unsur udara.Teja adalah unsur api dan Akasa sendiri adalah unsur eter.Berikut adalah sloka yang menjelaskan tentang 12 zodiak yang ada:
Reg Veda I.164.48
“Dvadasa pradhayas cakram ekam,trini nabyani ka u tac-ciketa”
Artinya:
Ada 12 zodiak dalam 1 lingkaran zodiak dan 3 poros
NO | Sanskrit Name | Western Name | Element | Ruling Planet |
1 | Meṣa (मेष) “ram” | Aries | Teja | Mars |
2 | Vṛṣabha (वृषभ) “bull” | Taurus | Pertiwi | Venus |
3 | Mithuna (मिथुन) “twins” | Gemini | Bayu | Mercury |
4 | Karkaṭa (कर्कट) “crab” | Cancer | Apah | Moon |
5 | Siṃha (सिंह) “lion” | Leo | Teja | Sun |
6 | Kanyā (कन्या) “girl” | Virgo | Pertiwi | Mercury |
7 | Tulā (तुला) “balance” | Libra | Bayu | Venus |
8 | Vṛścika (वृश्चिक) “scorpion” | Scorpio | Apah | Mars |
9 | Dhanus (धनुष) “bow” | Sagitarius | Teja | Jupiter |
10 | Makara (मकर)”sea-monster” | Capricon | Pertiwi | Saturnus |
11 | Kumbha (कुम्भ) “pitcher” | Aquarius | Bayu | Saturnus |
12 | Mīna (मीन) “fish” | Pisces | Apah | Jupiter |
Dari data-data diatas membuktikan apa yang ada di ilmu fisika kosmologi sesungguhnya sudah diutrakan panjang lebar dalam Jyotisa.Itu sekilas tentang terbentuknya alam semesta.Untuk proses Kiamat atau proses alam semsta yang mulai berhenti bekerja menurut Edwin Hubble mengatakan bahwa dulu dunia ini tercipta karena elemen-elemen yang awalnya satu dan kemudian menyebar secara meluas dan terus bergerak,pada akhirnya elemen-elemen ini bertemu atau mengumpul kembali dalam satu titik saat itulah maka akan kembali menjadi sunyi atau hampa seperti saat sebelum terciptanya alam semesta ini.Kemudian teori ini di dalam kitab suci Weda sudah dijelaskan proses terjadinya kiamat atau dikenal dengan sebutan pralaya.Berikut adalah sloka dalam Agastya Parwa.
Kitab Agastya Parwa 343.25
“Catwibuthanam asesan,kalagni dahanat pura,na ratri bodhi wa surya,na chandra an wa tarakah”.Risedeng tekeng maha Pralaya,hilang ikang catur bhuta tekeng maha Pralaya,hilang ikang catur bhuta,tekeng bhur,bwah,swah,nguniwahneh tang sapta patala basmi bhuta tekeng dewata nya de nikang kalagni Rudra,Brahma,Wisnu,Surya,Chandra,naksasatragna kapralina sira kabeh,sunya rikang kala nguluwung ikang rat,aking Bhatara Sada Siwa sira hana,Sang Wiratmakaswabhawa,Sang luput ring skala niskala,sira Bhatara sarwa ngaran ira,mahyun pwa sira nagaweya Srsti,rep wijil tang catur bhuta.
Artinya:
Pada waktu kiamat (Maha Pralaya) lenyaplah ke empat unsur benda dunia,hawa,dan langit .Tujuh lapisan dunia lenyap bersama dewatanya oleh karena api pemusnah Rudra (kodrat untuk melenyapkan),Brahma (kodrat untuk menciptakan),Wisnu (kodrat untuk memelihara) alam semesta,matahari,bulan,bintangnya semuanya hilang musnah.Sunyi senyap tatkala itu,kosong alam semesta,hanya tuhan Sada Siwa yang ada yang bersifat tidak dapat dibayangkan,yang luput dari skala-niskala,berwujud gaib.Beliau disebut Tuhan seru sekalian alam.Berkehendaklah beliau mengadakan ciptaan maka timbullah empat unsur alam semesta itu,demikianlah terjadi.
Selanjutnya hubungan ilmu fisika dengan agama hindu adalah mengenai Mekanika kuantum memandang materi memiliki sifat partikel dan gelombang.Disini dijelaskan bahwa cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang mana ditemukan oleh schrodinger, Persamaan Schrodinger diajukan pada tahun 1925 oleh fisikawan Erwin Schrodinger (1887-1961). Persamaan ini pada awalnya merupakan jawaban dari dualitas partikel-gelombang yang lahir dari gagasan de Broglie yang menggunakan persamaan kuantisasi cahaya Planck dan prinsip fotolistrik Einstein untuk melakukan kuantisasi pada orbit elektron. Selain Schrodinger dua orang fisikawan lainnya yang mengajukan teorinya masing-masing adalah Werner Heisenberg dengan Mekanika Matriks dan Paul Dirac dengan Aljabar Kuantum. Ketiga teori ini merupakan tiga teori kuantum lengkap yang berbeda dan dikerjakan terpisah namun ketiganya setara. Teori Schrodinger kemudian lebih sering digunakan karena rumusan matematisnya yang relatif lebih sederhana. Meskipun banyak mendapat kritikan persamaan Schrodinger telah diterima secara luas sebagai persamaan yang menjadi postulat dasar mekanika kuantum.
Persamaan Schrodinger merupakan persamaan pokok dalam mekanika kuantum – seperti halnya hukum gerak kedua yang merupakan persamaan pokok dalam mekanika Newton – dan seperti persamaan fisika umumnya persamaan Schrodinger berbentuk persamaan diferensial.
Walaupun rumusan matematis persamaan Schrodinger lebih sederhana dibandingkan Mekanika Matriks dan Aljabar Kuantum, pemecahan persamaan ini tetap membutuhkan pengetahuan matematika lanjut. Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan energi kinetik dan potensial sistem dan mensubstitusikannya ke dalam persamaan di atas. Langkah kedua adalah merubah persamaan di atas kedalam sistem koordinat yang sesuai dengan sistem yang ditinjau. Untuk sistem atom hidrogen sistem koordinat yang sesuai adalah sistem koordinat bola. Langkah kedua adalah melakukan pemisahan variabel. Persamaan Schrodinger mengandung tiga koordinat ruang yang saling ortogonal dan harus dipisahkan menjadi 3 persamaan berbeda yang hanya mengandung satu koordinat ruang. Langkah ketiga adalah memecahkan ketiga persamaan tersebut secara simultan. Hasil yang diperoleh merupakan bilangan-bilangan kuantum yang memerikan struktur sistem berdasarkan tingka-tingkat energi yang menyusun sistem tersebut. Struktur sistem ini selanjutnya dipergunakan untuk meramalkan perilaku sistem dan interaksinya dengan sistem lain.
Penerapan persamaan Schrodinger pada sistem fisika memungkinkan kita mempelajari sistem tersebut dengan ketelitian yang tinggi. Penerapan ini telah memungkinkan perkembangan teknologi saat ini yang telah mencapai tingkatan nano. Penerapan ini juga sering melahirkan ramalan-ramalan baru yang selanjutnya diuji dengan eksperimen. Penemuan positron – yang merupakan anti materi dari elektron – adalah salah satu ramalan yang kemudian terbukti. Perkembangan teknologi dengan kecenderungan alat yang semakin kecil ukurannya pada gilirannya akan menempatkan persamaan Schrodinger sebagai persamaan sentral seperti halnya yang terjadi pada persamaan Newton selama ini.Persamaan Schrodinger ini ditelaah lagi oleh maxwell sehingga diperolehlah nilai dari kecepatan cahaya diruang hampa yaitu sebesar 3×108m/s yang mana dasar penemuan nilai dari kecepatan caahaya adalah dasar dari ditemukannya persamaan E = mc2 pada tahun 1905 oleh fisikawan bernama Albert Einstein.Dimana m adaah massa dari partikel,c adalah keceatan cahaya yang besarnya 3×108m/s dan E adalah energi partikel.Persamaan ini juga sebagai dasar dari terbentuknya teori relativitas khusus yang tidak lain penemunya adalah Albert Einstein sendiri.Dalam weda terdapat sloka yang menyatakan bahwa cahaya memiliki kecepatan tinggi.
Kitab Atharwa Weda VI.106.3
“Suryasya rasmasyah para patanti asumat”
Artinya:
Sinar Matahari terpancar dengan kecepatan tinggi.
Dari sloka ini pun terlihat jelas bahwa cahaya memiliki kecepatan yang sangat tinggi,belum ada suatu partikel atau benda yang bergerak melebihi kecepatan cahaya.
Dalam mekanika kuantum Pandangan ini tidak berbeda dengan teori Tantra dan Veda, tentang nada dan bindhu. Jika diterjemahkan secara kasar, nada berarti getaran atau vibrasi. Pada saat Brahma menciptakan materi, nada adalah getaran yang diciptakan pertama kali dalam kesadaran kosmis berpikir. Selanjutnya, secara literer bindhu berarti titik (partikel tanpa dimensi). Menurut ajaran Tantra dan juga sains modern, ketika materi dianggap terpisah dan kesadaran, materi tersebut dianggap teruat dan banyak bindhu. Itulah sebabnya, Partyagatmananda menyebutkan bahwa setiap objek atau proses harus dipelajari sebagai nadawise dan binduwise dimana nadawise adalah bahasa lainnya gelombang sedangkan binduwise adalah partikel.Ini sangat cocok dengan pernyataan-pernyataan Mekanika Kuantum.
Cahaya matahari dalam ilmu fisika itu terdispersi menjadi 7 macam warna yaitu merah,jingga,kuning,hijau,biru,nila dan ungu.Disersi cahaya adalah peristiwa penguraian cahaya polikromatik (putih) menjadi cahaya-cahaya monokromatik (me, ji, ku, hi, bi, ni, u) pada prisma lewat pembiasan atau pembelokan. Hal ini membuktikan bahwa cahaya putih terdiri dari harmonisasi berbagai cahaya warna dengan berbeda-beda panjang gelombang.Ini dikemukakakn pada tahun 1800 oleh Thomas Young.Tabel ini adalah daftar warna cahaya monokromatis beserta panjang gelombangnya:
Warna | Panjang Gelombang (nm) |
Ungu | 400 – 440 |
Biru | 440 – 495 |
Hijau | 495 – 580 |
Kuning | 580 – 600 |
Orange | 600 – 640 |
Merah | 640 – 750 |
Dari Tabel diatas panjang gelombang terpanjang adalah gelombang berwarna merah dan panjang gelombang terpendek adalah gelombang warna ungu.
Dalam hubungannya dengan kitab Weda adalah bahwa matahari itu terdispersi ke dalam 7 macam warna telah tercantum dalam
Kitab Atharwa Weda bab VII.107.1
“Ava divas tarayanti,sapta suryasa rasmayah”
Artinya:
Matahari memiliki,tujuh buah sinar,mereka adalah sumber hujan.
Dari sloka ini juga menyatakan bahwa matahari memilik 7 buah sinar dan dari ketujuh sinar tersebut yang akan membuat terjadinya hujan,yang mana dari pandangan fisika menjelaskan tentang matahari yang menyinari laut sehingga terjadi proses penguapan,uap air perlahan naik ke atas dan mengumpul atau berkondensasi menjadi awan,karena konsentrasi uap air yang makin banyak maka akan jatuhlah ke permukaan bumi sebagai hujan.Berikut beberapa sloka yang menjelaskan fenomena fisika ini:
Kitab Atharwa Weda XIII.3.9
“Vivam ut vatanti”
Artinya:
Matahari mengambil air dalam bentuk uap ke langit
Kitab Atharwa Weda VIII.107.1
“Ava divas tarayanti sapta suryasya rasmayah apah samudra dharah”
Artinya:
Matahari yang tujuh itu mengambil atau membawa air laut ke langit dan kemudian menyebabkan hujan.
Demikianlah dalam Weda telah dijelaskan fenomena fisika terjadinya hujan.Dalam ilmu fisika peristiwa ini dikenal dengan istilah “Konveksi”.Konveksi adalah perpindahan massa jenis suatu zat secara aliran.Berkat adanya proses ini maka air yang ada di bumi tidak akan habis.Sama halnya dengan energi,sesuai dengan hukum kelestarian energi yang dikemukakan oleh joule yang berbunyi: “energi tidak dapat diciptakan maupun tidak dapat dimusnahkan dan disempurnkan oleh Black terkenal dengan sebutan asas black yang berbunyi kalor yang dilepaskan oleh suatu sistem sama dengan kalor yang diterima.Ini dalam Weda mirib dengan salah satu sifat Tuhan yaitu tuhan itu tidak diciptakan atau tidak bermula dan tidak berakhir.
Itulah beberapa kaitan bidang ilmu fisika terhadap pandangan agama hindu,ternyata banyak kesamaan antara fisika dan agama hindu yang tidak lain bersumber pada Weda.Berikut adalah Klasifikasi Weda yaitu dibagi menjadi 2 Weda Sruti (Weda yang diperoleh dari pendengaran) dan Weda Smerti (Weda yang diperoleh dari ingatan).Dari 2 bagian tersubut masing memiliki kajian ilmu yang berbeda yaitu:
Weda Sruti :
- Brahmana
- Upanisad
- Mantra
- Reg Weda
- Yajur Weda
- Sama Weda
- Atharwa Weda
Weda Smerti
- Wedangga
- Siksa
- Chanda
- Nirukta
- Wyakara
- Jyotisa
- Kalpa
- Upaweda
- Itihasa
- Purana
- Ayur Weda
- Ghandarwa Weda
- Artha Sastra
- Kama Sastra
Dari klasifiksi Weda diatas ilmu pengetahuan dijelaskan dalam bagian-bagiannya masing-masing,ini membuktikan bahwa Weda adalah sumber dari seluruh ilmu pengetahuan termasuk ilmu fisika,dilihat dari beberapa kesamaan antara hukum-hukum fisika yang ditemukan oleh para ilmuwan sebenanya sudah tercantum dalam kitab suci Weda.Ini menandakan bahwa ilmu pengetahuan dan agama itu sejalan.Albert Einstein pernah berkata bahwa: “Ilmu pengetahuan tanpa agama buta dan agama tanpa ilmu pengetahuan lumpuh”.Dari pernyataan ini antara agama dan ilmu pengetahuan sama-sama penting dan harus dipelajari secara seimbang.
Comments
Post a Comment